Jumat, 14 Maret 2014

Seucap Kata Terakhir Untukmu


Seucap Kata Terakhir Untukmu


Ardiah agnalia putri, yang sering dipanggil dengan sebutan “Rara”. Cewek satu ini sanggat di kagumi oleh teman-temanya karena dia pintar dan juga pandai bergaul. Walaupun dia agak tomboy, namun dia sebenarnya memiliki penyakit yang tidak pernah diketahui oleh teman-temanya. Rara juga memiliki 2 sahabat karib yaitu Shella dan mega. Mereka bertiga selalu bersama walaupun dalam keadaan senang maupun susah, mereka memiliki sifat yang berbeda-beda juga loh. Mega anaknya pintar, usil dan juga sering gonta-ganti pacar. Sedangkan Shella dia, sering menutupi perasaanya tidak pernah bercerita yang sekiranya itu privasi dia.
Suatu saat ketika mereka bertiga pergi ke kantin, mereka tidak sengaja bertemu dengan seorang siswa yang begitu tampan dan membuat mereka terpesona untuk melihatnya. “siapa dia? Kenapa wajahnya begitu melelehkan hati untuk dipandang?” ujar Mega dengan penasaran. “aku juga enggak tau siapa siswa itu, yang pasti dia begitu rupawan” jawab Shella. “aku ingin berkenalan dengan siswa itu? Tapi akankah dia mau?” tanya Mega. Dengan penasaran mereka ingin mengetahui siapa siswa itu. Langkah mereka yang sebelumnya ingin ke kantin berubah menjadi mengikuti siswa tadi.
Saat bel pulang sekolah berbunyi, mereka langsung segera keluar dari kelas, mereka mencoba untuk mencari tahu siswa yang tadi berada di kantin. Setelah mereka menunggu beberapa menit di pos sekolah, tak lama siswa itu keluar. Dia meliat ke arah Mereka namun dia tidak mengeluarkan kata-kata apapun, ia hanya tersenyum. Mega mencoba untuk menyapa siswa itu namun apadaya siswa itu telah berjalan jauh.
Keesokan harinya mereka bertiga bertekat harus bisa berkenalan dengan siswa itu. Sewaktu di kantin mereka bertiga bertemu dengan siswa itu lagi. “hai” ujar si cowok. Mereka bertiga tak malah menjawab sapaan cowok itu, mereka hanya diam memandangnya. “haii, kalian siapa? Kenapa melihatku seperti itu?” tanya si cowok. “haii juga, aku Mega, ini kedua sahabatku, Shella dan Ardiah, kamu sendiri siapa?” jawab Mega. “aku Angga, salam kenal ya” jawab si cowok sambil menatap Ardiah. “Iya salam kenal juga ya” jawab Mega. Tapi tiba-tiba Angga meningalkan mereka dengan senyumanya.
Rasa penasaran mereka sedikit menghilang, namun si Mega merasa bahwa Angga bakalan naksir dengganya. Si Shella dan Ardiah kaget mendengar perkataan si Mega. “apa Meg, Angga naksir sama lo? Enggak salah?” tanya Shella dengan ketus. “buktinya dia tadi ngelihatin gue sambil senyum” jawab Mega. “jangan ke pedean loh, iya kalau ngelihatnya ke elo kalau ke orang lain gimana?” ujar Ardiah. “ahh, enggak peduli yang pasti gue pingin bisa deket sama si Angga” jawab Mega. Shella dan Ardiah hanya bisa diam mendengar itu semua walau sebenernya mereka semua juga memiliki rasa yang sama kepada si Angga, namun mereka tak inggin bertengkar hanya karena Angga.
Sewaktu ada extra Basket mereka enggak sengaja bertemu lagi dengan si Angga, namun kali ini dia bersama temanya. Angga pun menyapa ketiga sahabat itu “hai” ujar Angga. “hai juga, siapa temenmu itu?” jawab Shella. “oya ini Raka kenalin dia temen baikku juga” jawab Angga. Raka pun meliatin si Ardiah entah kenapa kemudian Ardiah bertanya. “ada apa ngeliatin aku?” “enggak enggak ada apa-apa kok, oya nama kamu siapa?” tanya Raka. Namun Ardiah malah pergi meninggalkan mereka semua karena tiba-tiba penyakit yang dialaminya muncul kembali, dia enggak inggin merepotkan siapa-siapa. Kedua sahabatnya juga pergi meninggalkan Angga dan Raka. Raka pun bertanya kepada si Angga. “siapa cewek tadi?” ujar Raka “oh, itu Ardiah, ada apa memangnya?” jawab Angga penasaran.
“enggak ada apa-apa kok, tapi enggak tau kenapa aku jadi penasaran sama cewek itu” jawab Raka. Angga diam sejenak ia takut kalau Raka juga mencintai Ardiah namun ia juga tak berani berkata itu kepada Ardiah maupun Raka.
Keesokan harinya Shella dan Mega menunggu kedatangan Ardiah di taman sekolah, namun ia tak kunjung datang, padahal hari ini mereka ada pelatihan basket untuk lomba. Tiba-tiba mereka enggak sengaja bertemu dengan Angga dan Raka, mereka berdua mencoba menyapa Shella dan Mega. “hai, sedang apa kalian disini?” ujar Angga. “kita lagi nungguin si Ardiah, tapi dari tadi kita enggak lihat dia…” jawab Shella. “loh, emangnya Ardiah kenapa? Kok tumben” tanya Angga. “aku juga enggak tau, enggak kayak biasanya Ardiah kayak gini..” jawab Mega. Angga pun tampak gelisah karena tak ada kehadiran si Ardiah, ia khawatir takut terjadi apa-apa sama si Rara karena dia sangat mencintainya.
Beberapa hari telah berlalu namun Ardiah tak kunjung muncul di hadapan sahabat dan teman-temanya. Tiba-tiba Raka enggak sengaja mendengar percakapan antara orangtuanya Ardiah dengan wali kelasnya bahwa Ardiah terkena penyakit kanker hati yang divonis dokter akan meninggal dunia dalam waktu yang tidak lama. Raka langsung terkejut mendengar hal itu, dia langsung memberitahukan kabar ini kepada kedua sahabatnya Ardiah dan juga memberitahukan kepada Angga. Angga dan kedua sahabatnya pun tidak percaya akan hal itu karena yang ia kira Ardiah adalah cewek yang kuat dan tegar dia tak mungkin akan sakit seperti itu.
Bel pulang telah berbunyi, kedua sahabat serta kedua temanya mencoba mencari informasi dimana keadaan Ardiah saat ini, ia mencoba mendatangi rumahnya, dan akhirnya mereka bertemu dengan ayahnya dan ayahnya pun menceritakan semua tentang Ardiah. Mereka tampak terkejut dengan itu semua percaya tidak percaya namun itu semua telah terjadi. Kini ayahnya hanya meminta 1 hal kepada mereka untuk membuat sisa hidup Ardiah lebih berarti.
Akhirnya keesokan harinya mereka mencoba menjenguk keadaan Ardiah. Angga langsung lemas meliat cewek yang dicintainya terbaring lemah di rumah sakit, namun dia harus memberi semangat untuk Ardiah supaya ia bisa melewati masa-masa terakhirnya itu. Sewaktu mereka masuk di ruangan tempat Ardiah di rawat kedua sahabatnya pun bersedih dan dia juga ingin meminta 1 hal kepada mereka bahwa dia inggin sebelum dia meninggal, dia ingin ke sekolah untuk meminta maaf atas semua kesalahanya.
Sewaktu pagi ketiga sahabat itu segera menemui Ardiah di rumah sakit ia ingin memenuhi semua permintaan yang diinginkan Ardiah. Mereka bertiga meminta ijin kepada dokter untuk membawa Ardiah ke sekolahan. Ardiah tampak senang ketika dokter memperbolehkanya namun dengan syarat Ardiah tak boleh keluar lebih lama karena akan kondisinya yang tidak baik.
Setelah sampai di sekolah, Ardiah disambut dengan baik oleh teman-teman serta gurunya walaupun dia dalam keadaan lemah di kursi roda. Ardiah mengucapkan salam perpisahan dan kata maaf kepada teman-temanya dan juga sahabatnya, dan juga kepada bapak ibu guru yang sudah mendidiknya selama ini. Tiba-tiba Ardiah menghampiri kedua sahabatnya itu dan memberikan sebuah kenang-kenangan untuk mereka, dan kemudian Raka juga menghampiri Ardiah dan dia berkata bahwa dia sayang kepadanya. Angga pun juga menghampiri Ardiah dan dia berkata bahwa dia mencintainya sejak awal ia bertemu namun ia tak berani untuk mengungkapkanya Ardiah pun juga mengatakan hal yang sama bahwa dia juga mencintainya dari pandangan pertama… tiba-tiba setelah Ardiah mengucapkan semua isi hatinya penyakit Rara tiba-tiba kambuh. Dan akhirnya Ardiah menghembuskan nafas yang terakhir kalinya untuk selamanya. Namun Angga tersenyum bahagia karena dia berhasil mengungkapkan semua perasaanya walaupun harus kehilangan Ardiah untuk selamanya.
-the end-

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates